Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!
Foto: Tari Topeng Cirebon | Instagram @jabarprovgoid

Kebudayaan bisa menjadi salah satu ciri khas suatu wilayah. Bahkan, budaya yang ada di Nusantara pun tak akan lepas dari ekspresi manusianya lewat pelbagai wahana. 

Hal itu bisa dilihat dari pelbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia, salah satunya ialah seni tari topeng. 

Kemudian, topeng kayu yang digunakan itu merupakan manifestasi rasa dan pengalaman batin yang dituangkan dalam tarian tersebut. 

Tari topeng juga bisa dikatakan sebagai ekspresi batin yang disampaikan melalui gerak tari untuk menyampaikan suatu sosok dan kisah-kisah kebajikan, kelembutan, dan heroisme manusia. 

Oleh karena itu, hal itu bisa masuk juga ke dalam tari topeng Cirebon yang mana mempunyai ciri khas dan sesuai dengan ritual masing-masing penarinya. 


Apa yang dimaksud tari topeng Cirebon? 


Mengutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Tari topeng Cirebon merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan yang penarinya memakai topeng. 

Kemudian, tari topeng ini banyak sekali ragamnya dan cerita yang mau disampaikannya, kadang juga tari topeng ini dimainkan oleh satu penari atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. 

Namun, harus bisa dipahami dan diketahui bahwa tari topeng ini sesungguhnya mempunyai gambaran secara filsafat bahwa bisa menggambarkan perwatakan kehidupan manusia. 



Asal mula tari topeng Cirebon 


Menilik lebih dalam lagi bahwa tari topeng Cirebon ini adalah salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon. Kemudian, mengutip dari laman Stekom bahwa pada awalnya tari ini bermula sejak era Jawa Kuno di Jawa Timur. 

Namun, dalam perjalanannya waktu bahwa tari topeng itu berkembang dan menyebar ke Jawa Tengah, Cirebon hingga Banjar dan Kutai. 

Bahkan, perkembangan itu semakin merajalela hingga tari topeng Cirebon ini berkembang juga di daerah Cirebon, termasuk Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. 

Kemudian, pada pementasan tari topeng Cirebon ini pun penarinya disebut sebagai galang. Kenapa disebut seperti itu? Sebab, mereka pun memainkan karakter topeng-topeng tersebut. 

Dalam bukunya The History of Java, Thomas Stamford Raffles mendeskripsikan bahwa kesenian topeng Cirebon merupakan penjabaran dari cerita Panji di Jawa Timur sehingga dalam satu kelompok itu terdiri dari dalang, pemain, dan musisi gamelan. 


Jenis topeng apa saja yang ada pada tari topeng Cirebon? 


Foto: Topeng Cirebon | Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Menilik lebih dalam lagi bahwa topeng Cirebon itu terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk, tapi tetap saja sangat membutuhkan ketekunan, ketelitian, dan memerlukan waktu yang panjang untuk membuatnya. 

Oleh karena itu, hal semacam ini harus bisa digarisbawahi bahwa seorang pengrajin yang sudah ahli pun biasanya memerlukan waktu yang panjang untuk membuat satu topeng Cirebon ini. 

Kemudian, topeng ini mempunyai beragam jenis yang bisa disebut juga sebagai Topeng Panca Wanda, yakni sebagai berikut: 

  • Panji: wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir.
  • Samba (Pamindo): topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah.
  • Rumyang: wajahnya menggambarkan seorang remaja.
  • Patih (Tumenggung): topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab.
  • Kelana (Rahwana): topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah.

Mengutip dari laman Pemerintah Daerah Kota Cirebon bahwa Hasan Nawi berpendapat salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari manusia itu seperti mengenakan topeng.

Hal semacam itu dijelaskan kembali, misalnya, pada saat marah, manusia itu seperti sudah mengganti topeng yang berwajah ceria dengan topeng kemarahan. 

Kemudian, kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia juga seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak. 



Filosofi yang terkandung dari tari topeng Cirebon


Dalam hal semacam ini bahwa filosofi yang terkandung dari keindahan tari topeng Cirebon pun terdiri dari Panji, Samba, Rumyang, Patih, dan Kelana. 

Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Hukum dan HAM R.I. bahwa iringan gamelan dan gerakan tari yang berbeda mencerminkan keadiluhungan tari yang bisa ditonton kalangan bangsawan keraton di masa lalu. 

1. Panji 

Panji merupakan tarian pertama yang digelar pada setiap pertunjukan berkedok putih bersih dengan gerakan tari yang sangat lembut serta sangat berkonsentrasi pada iringan gamelan yang keras. 

2. Samba

Samba ini bentuk tarian kedua dari topeng berwajah hijau muda dengan raut muka yang tenang dan lugu. Kemudian, tarian ini diiringi gamelan yang tenang juga sehingga bisa menggambarkan manusia dalam masa kanak-kanak. 

3. Rumyang 

Rumyang merupakan bentuk tarian ketiga dengan warna kedok yang dipakainya berwarna merah muda. Kemudian, lenggak-lenggok gerakan yang lincah dengan gamelan yang riang menunjukkan ia seorang remaja yang tengah mencari jati diri. 

4. Patih (Tumenggung) 

Tumenggung ini bentuk tarian keempat dengan kedok yang dipakainya berwarna merah. Kemudian, tarian atau gerakannya mulai keras dengan iringan gamelan yang menggairahkan sehingga menunjukkan manusia yang dewasa. 

5. Kelana (Rahwana) 

Kelana merupakan tarian yang kelima dengan iringan gamelan yang keras dan gerakan tari yang cenderung kasar sehingga menunjukkan ia sedang dalam fase kekuasaan. 

Kemudian, kelana pun menjadi simbol manusia penguasa yang hanya berpegang pada nilai-nilai duniawi dan mempunyai gerakan-gerakan yang sangat ekspresif, keras, dan cepat. 

Dengan demikian, kekayaan budaya yang ada di Indonesia ini benar-benar bisa dikatakan banyak, salah satunya tari topeng Cirebon ini yang mempunyai ciri khas dan filosofinya masing-masing.(*)

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka