Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Sebungkus Nasi

Sebungkus Nasi


"Ini buat, kamu!" Seorang lelaki berbadan gendut itu memberikan sebungkus nasinya kepada Ilham. 

"Nggaklah, Bang. Ini sudah ada!" Ilham menunjuk nasi bungkus yang sedang dimakannya. 

"Ini buat, kamu! Biar, cepat gede. Abang sudah makan tadi." 

Cacing yang ada di perut Ilham pun terdengar bersuara. Mungkin saja, dia belum makan dari pagi hingga menjelang sore. Untung saja, dia dan abangnya selalu dapat kiriman dari panitia masjid yang mengadakan bagi-bagi nasi bungkus setiap harinya. Jadi, Ilham pun bisa mengisi perutnya dengan makanan yang bergizi. 

Sebungkus nasi yang diberikan oleh Riko—abangnya Ilham, dia buka dengan perlahan-lahan. Sesekali, Ilham sangat ragu untuk memasukan nasi itu ke dalam perutnya. Namun, dia juga terlihat sangat kelaparan. Riko yang terus sibuk memainkan benda elektronik persegi panjangnya, sesekali dia tertawa cekikikan.

"Bang, ciee ketawa sendirian." Ilham memergoki Riko yang sedang asik bermain dengan benda yang ada di tangannya.

Riko itu hanya tersenyum saja sambil melihat wajahnya Ilham. 

"Ada apa, sih, Bang?" 

"Nggak, ada apa-apa," jawab Riko sambil tertawa. 

Hanya dengan memainkan benda itu, Riko bisa menghilangkan semua rasa yang menyelimuti dirinya. Entah, Riko itu tidak ingin melihat Ilham kesusahan dalam menjalani kehidupannya. Batinnya pun selalu memberontak, tetapi Ilham tidak boleh mengetahui apa yang sedang Riko rasakan.

Ini demi kamu, Ham. Abang berbohong bahwa abang juga belum makan dari pagi. Batinnya Riko pun berkata sambil melihat wajah Ilham.[]


24/03/20

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka