Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Hujan-Hujan yang Membasahi Halaman Rumah

Hujan-Hujan yang Membasahi Halaman Rumah
Ilustrasi | Pexels.com/Aleksandar Pasaric


Hujan-hujan itu berhasil membasahi halaman rumah hingga akhirnya menghilangkan jejak-jejak kerinduan yang dimunculkan olehmu. Namun hari demi hari, setiap langkah; setiap detik, jejak-jejak itu selalu tergambar dan terlihat tampak berada di halaman rumah. Akan tetapi hujan di malam ini, berhasil menghapus semua jejak kerinduan itu hingga benar-benar tak tersisa lagi. 

Duh, aku merasakan bahwa kerinduan itu hanyalah ilusi semata. Bahkan, rasanya sangat sulit untuk bisa dicurahkan ke dalam hatimu. Aku berpikir, apakah kau tak merasa bahwa aku pun selalu melangitkan namamu dan berharap semua itu bisa terbang lalu mendarat mulus ke dalam hatimu?

Entahlah, dunia ini seperti tak adil bagi orang-orang yang sedang merindu; meratapi; berharap; melangitkan doa; hal-hal itu menjadi sebuah yang ingin dicurahkan kepadamu.

Hmm, kau itu sekarang sedang apa? Tanyaku di kala hujan-hujan semakin membasahi halaman. Bahkan, suara hujan itu begitu nyaring terdengar olehku.



Malam ini, aku berencana mengumpulkan kembali jejak-jejak rindu yang mungkin saja sudah terbawa air hujan lalu mengalir ke selokan. Namun, hal semacam itu pun tak membuat semangatku padam dan menyerah begitu saja.

Kerinduan itu kalau tak ditemukan bisa seperti kalimat yang buntung, tak ada objek maupun subjeknya. Hal itu juga membuat sebuah kalimat menjadi tak indah sehingga kerinduan tak bertepi pun akan hampir sama seperti itu.

Di kala hujan, hal-hal yang menyangkut dirimu selalu teringat walaupun jejak-jejak kerinduan di halaman itu sering terhapus. Hujan itu bagaikan sebuah candu yang sering menghapus setiap jejak, sampai hal-hal terkecil pun bisa hilang tak tersisa!



Bagaimana kerinduan bisa terkumpul kembali? Tanyaku pelan yang mungkin hanya terdengar olehku saja. Di sela-sela hujan, 'ku berharap bahwa kerinduan itu bisa muncul kembali dan mampu untuk dikumpulkan dalam bentuk sebuah karya indah, sehingga dapat dinikmati oleh mata yang telanjang ini. 

Hujan-hujan itu mulai menetes ke dalam hati lalu keluar dari mata dan menciptakan danau di wajah. Kerinduan itu tampak semakin nyata terasa! Bahkan, jejak-jejak yang tadi terhapus pun mulai kelihatan kembali dan kerinduan-kerinduan yang baru ini muncul lagi untukmu—duhai kasih![]


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka