Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Inilah Akibat Orang Tua yang Selalu Membela Anak ketika Salah, Moms Harus Tahu!

Inilah Akibat Orang Tua yang Selalu Membela Anak ketika Salah, Moms Harus Ingat!
Ilustrasi | Pexels.com/Victoria Rain

Mungkin, banyak orang tua yang suka membela anak ketika melakukan kesalahan dalam bidang apa pun. Kemudian, hal semacam itu kadang diindikasikan sebagai bentuk perlindungan dari orang tua. 

Hal itu pun bisa digambarkan sebagai bentuk kekhawatiran orang tua pada anak dan kekhawatiran itu bisa berarti bentuk kasih sayang. 

Namun, harus bisa dipahami bahwa bentuk semacam itu pun bukanlah bentuk kasih sayang pada anak. Sebab, ketika orang tua membela anak sewaktu membuat kesalahan maka hal itu akan membuat anak tidak belajar dari kesalahan. 

Bahkan, mengutip dari Instagram @mamahtalks.id bahwa membela anak seperti itu jika dilakukan ketika anak berada pada fase usia di bawah tiga tahun, maka akan membuat anak tidak memahami apa yang dilakukannya itu benar atau salah. 

Oleh karena itu, akibat yang bisa ditimbulkan itu ialah anak menjadi tidak terampil dalam berkomunikasi karena ada orang tua yang selalu menjadi penyambung lidahnya. 



Kemudian, tidak hanya itu saja! Namun bila di usia balita, orang tua melakukan hal yang sama maka bisa saja akan menumbuhkan sikap egois dan merasa paling benar pada diri sang anak. 

Maka dari itu, efek yang lebih besar dari itu pun bisa terjadi ialah anak akan berpotensi membuatnya tantrum dan bertindak kasar jika keinginannya tidak terpenuhi. 

Adapun efek lain yang bisa diakibatkan jika orang tua melakukan sikap seperti itu dengan terus-menerus, yakni masih mengutip dari Instagram @mamahtalks.id ialah sebagai berikut: 

  • Anak tidak belajar mengontrol diri dan tidak memahami apa yang terjadi. 
  • Anak menjadi tidak belajar atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. 
  • Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri. 
  • Anak tidak belajar untuk menanggung risiko dari keputusan dan perbuatan yang telah dilakukan. 

Maka, hal semacam itu pun bisa diminimalisir dengan sikap orang tua yang tak langsung pasang badan jikalau anak sedang berbuat salah. 



Bahkan, ada juga beberapa sikap yang bisa dilakukan ketika anak berbuat salah, yakni sebagai berikut: 

  • Jangan langsung pasang badan dan membela anak habis-habisan. 
  • Mencari informasi terlebih dahulu dari berbagai sumber sehingga tidak bergantung pada informasi yang diperoleh anak saja.
  • Bantu anak untuk memahami bahwa perbuatan yang telah dilakukannya itu salah dan ajarkan untuk meminta maaf. 
  • Berikan pendampingan saat anak belajar menyelesaikan masalah yang telah dibuatnya. 

Nah, beberapa akibat dan sikap yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anak berbuat salah itu bisa menjadi pegangan untuk memberikan pola asuh yang baik dan benar.  

Bahkan, poin-poin semacam itu pun harus menjadi suatu pemikiran ketika anak bersalah maka ajarkanlah untuk meminta maaf, mengakui, dan lainnya. 

Dengan demikian, suatu pola asuh yang baik dan mempunyai prinsip untuk ke depan pun harus bisa dilakukan oleh orang tua agar mampu menciptakan karakter yang baik untuk anak itu sendiri.(*)

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka