Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Hal Itu, Kini Telah Kembali

Hal Itu, Kini Telah Kembali
Ilustrasi | Pexels.com/Benjamin Farren


Hampir seminggu lamanya, aku menunggu hal yang pernah hilang. Akhirnya, kembali juga bak bunga yang mulai tumbuh lagi. Mataku sangat menyukai karena tampak indah untuk dipandangnya. Hatiku pun sangat menyukai karena berhasil menyembuhkan luka yang berada di dalamnya.

Hal-hal yang pernah hilang itu, kini kembali dengan wajah baru dan penuh warna. Bahkan, aku sendiri tak ingin lagi mengulang langkah yang pernah menenggelamkan semua itu. Biarlah, kecewa yang dulu tercipta itu menjadi sebuah pembelajaran yang bisa saja dipelajari untuk masa depan.

Kini telah kembali, kabar baik yang aku terima itu bak simponi keindahan; menciptakan suara menenteramkan kalbu. Ada benarnya menurut orang-orang yang berjubah hitam itu bahwa kesabaran akan dibalas dengan keindahan. Hal semacam itulah yang terasa oleh batin ini hingga menciptakan semangat lagi untuk hidup.

Jika, melihat angin! Hal yang pernah hilang itu pun bisa dikatakan seperti angin sehingga diembuskan itu malah menyebar ke mana-mana. Namun, bisa kembali lagi untuk menjadi angin-angin kesegaran. Penomena yang langka itu pun sangat dirasakan dan tampil ke permukaan.



Aku masih mengingat juga bahwa kehilangan itu adalah ujian yang bisa saja menyerap kalbu hingga tak berdaya. Kemudian, kalbu itu sudah tak bisa dipakai untuk memilah kebaikan ataupun keburukan bagi kehidupan yang nyata. Namun, masih untung! Hal semacam itu tak menyerangku dengan kejam dan memborbardir sehingga kehidupan ini senantiasa bisa diperbaiki untuk mengarah ke arah yang benar.

Apa yang pernah hilang itu kini telah kembali, kataku di bawah langit hitam, sedangkan bulan masih mengintip ke arah orang-orang yang masih mencari makan.



Di antara bayang-bayang yang sunyi, kutapaki lagi langkah demi langkah kehidupan nyata ini. Bahkan, hal yang kembali itu begitu tertanam dalam diri dan menjadi suatu tolok ukur untuk terus melangkah. Di antara kehidupan, pasti ada gejolak yang menyerang dari segala arah; kesakitan; kesedihan; kesuraman dan semua rasa-rasa lain yang menyerangnya.

Pergolakan batin terus merajalela, bahkan rasanya seperti membombardir kehidupan. Namun, langkah demi langkah ini seperti sebuah jalan yang kadang lurus dan berbelok. Kemudian, jikalau angin bisa kembali dengan angin-angin kesegaran. Mungkin, kehilangan yang telah kembali ini bisa terus menciptakan kebahagiaan.

Aku tak ingin mengulangi langkah yang mengecewakan lagi, kataku sembari duduk dan menikmati malam dengan udara dinginnya. Bahkan, harapan-harapan pun dilangitkan agar bisa menyebar menjadi sebuah titik-titik ketenteraman untuk hari yang akan datang.(*)


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka