Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Matahari yang Berada di Tangan

Matahari yang Berada di Tangan
Ilustrasi | Pexels.com/Arthur Ogleznev

Ada sesuatu hal yang mengganjal dalam kehidupan ini di antara maju ataupun mundur. Kemudian, aku pun malah benar-benar semakin tenggelam dan ada sesuatu hal yang menempel dalam tangan ini, yakni matahari. Entahlah! Entahlah, semua ini tanda apa? Aku pun kurang mengetahui dengan pasti. Namun, salah satu yang aku rasakan juga ialah sakit; panas yang menjalar.

Dalam lamunan, matahari semakin enak saja memanasi tangan ini hingga aku sulit untuk melakukan apa pun. Hmm. Apakah seperti ini orang yang tak punya tangan? Tak bisa apa-apa! Bahkan, untuk mengambil minuman pun sungguh sulit. Aku pun mematung sebentar lalu berdiri dan mengayunkan kaki untuk pergi ke tempat yang dingin nan sejuk. 

Momen yang tak pernah teringinkan olehku ini malah menyerang di saat hati gundah gulana. Bahkan, serangan ini seperti bom atom yang tiba-tiba dijatuhkan di atas; aku lemah tak berdaya. Kemudian, dalam waktu yang cukup terasa singkat ini, matahari pun semakin menjalar hingga mengisi sempurna kedua tangan ini.

Semua ini karena apa? Tanyaku dalam hati dengan semakin memberontak saja. Kemudian, aku pun sudah sampai di tempat yang dingin nan sejuk dan tanpa ba-bi-bu lagi aku berdiri mematung untuk merasakan apakah berpengaruh untuk matahari ini. Aku pun merasakan dan benar-benar merasakan bahwa matahari ini mulai sedikit demi sedikit hilang. Namun, kehilangan itu harus dibayar dengan tubuhku yang harus senantiasa terdiam selalu. Hmm.

Aku tak bisa seperti ini terus! Kataku dalam hati yang sangat marah. Kemudian, aku mencoba lagi untuk menggerakan tangan, tapi semua itu hanya kaku dan keras saja; tak bisa; sulit. Bahkan, mencoba lagi untuk menggerakan tubuh, tapi malah yang didapat tangan ini panas lagi.



Hal semacam ini menjadi sebuah problem yang terasa dalam tubuh ini. Aku melihat bahwa matahari ini sangat cerah hingga kedua mata ini sangat silau. Aku terlena dalam kegaduhan seperti hati ini tertusuk-tusuk jarum yang tajam. Kemudian, dalam lamunan pun aku merenungi dan terus memutarkan otak agar bisa berpikir tentang semua ini!

Matahari pun semakin panas saja menempel di tangan ini hingga terlihat sangat nyaman. Aku benar-benar sudah tak kuat lagi dengan semua ini. Kemudian, aku mencoba mengayunkan kaki untuk memasukkan tangan ini ke dalam air yang berada di bak. Hmm. Langkah ini terasa gontai dan lemah hingga akhirnya aku pun harus secara perlahan-lahan untuk bisa mencapai bak yang berada di dalam kamar mandi.

Aku harus bagaimana? Tanyaku yang terucap pelan hingga air mata ini benar-benar jatuh membasahi wajah. Aku pun menggeleng-gelengkan kepala dan terasa ingin menyerah dengan serangan yang dilakukan oleh matahari ini. Kemudian, dalam kamar mandi pun aku duduk dan tubuhku mulai lemas hingga suasana pun sudah tak karuan.



Matahari yang menjalar ke seluruh tangan ini semakin membabi-buta saja hingga tanganku terlihat sangat merah seperti terbakar. Aku pun menangis di dalam kamar mandi. Aku pun sudah menyerah dengan serangan yang dilakukan oleh matahari ini. Aku pun lemah dengan kehidupan yang sulit ditebak ini!

Di dalam kamar mandi, aku benar-benar merenungi bahwa tangan yang semula kuat pun bisa lemah tak berdaya dengan hitungan menit saja. Kemudian, hal semacam itu seperti menampar diri ini bahwa hidup pun jangan terlalu mendewakan fisik karena sudah lemah pun tak ada yang bisa membantu. Aku sungguh-sungguh menyesal karena selalu mendewakan fisik dalam kehidupan yang berat ini!(*) 


2023

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka