Postingan Terbaru

Radio antara Nostalgia dan Kehampaan di Zaman Ini

Gambar
Ilustrasi | Pexels.com/ Phil Nguyen Eksistensi radio di zaman ini, mungkin menjadi salah satu yang tertua atau bisa dibilang juga jadi ajang untuk nostalgia bagi para pendengarnya. Hal semacam itu pun mampu memunculkan kembali ingatan atau kehampaan yang mungkin saja sudah terkubur dalam-dalam di ruang hati.  Dalam perjalanannya zaman, tentu radio masih eksis sampai kini dan menjadi salah satu wadah bagi para penggemarnya untuk mengirimkan salam atau menyebarkan berita-berita terkini. Kemudian, radio antara nostalgia dan kehampaan di zaman ini mampu menjadikan sebuah peristiwa yang menyenangkan di kala menjadi teman ngopi di dalam rumah.  Namun, harus bisa dimengerti juga bahwa radio pun menjadi salah satu yang amat penting untuk menunjang informasi atau hiburan di zaman ini. Memang kebanyakan di zaman ini, radio dijadikan tempat iklan untuk produk-produk herbal, tapi hal semacam itulah yang mampu membuat radio ini tetap mampu untuk mengudara.  Persoalan semacam itu mungk...

Kita Hanya seperti Kupu-Kupu Kertas

Kita Hanya seperti Kupu-Kupu Kertas
Ilustrasi | Pexels.com/Miguel Á. Padriñán

Ini hari yang begitu menyesakkan! Katamu sambil menggaruk-garuk kepala yang mungkin saja tak gatal. Aku terdiam. Ya, benar-benar terdiam dengan kehidupan yang sedang menyerang ini!

Pernahkah kau melihat senja di langit yang begitu indah? Tanyamu seketika itu. Aku pun menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak. Aku tertunduk, sedangkan kau malah tersenyum yang mungkin saja semua itu menandakan suatu kemenangan dalam hidupmu.

Problema yang aku hadapi menjadikan suatu kehidupan yang sering tumpang tindih lalu terasa tenggelam dalam lautan asmara. Kemudian, aku merasakan bahwa hal duniawi menjadi agak seret karena semua yang diinginkan itu malah menjauh dari kehidupan ini.

Namun, hal-hal yang amat sulit itu seperti tak terasa dari benakmu. Kemudian, aku melihat lagi wajahmu dengan seksama lalu menafsirkan bahwa hidupmu seperti tuan putri yang tinggalnya di istana. Hmm. Semua hal itu begitu jauh, kataku yang mencoba membandingkan hidupku dan hidupmu di malam  dingin ini!

Jika saja, melukiskan keindahan dirimu bisa mengubah segalanya—kita benar-benar bisa bersatu dalam alunan cinta—mungkin aku akan melukismu dengan penuh gairah. Namun, Hal semacam itu seperti dongeng-dongeng yang sering terdengar ketika aku kecil dulu, yakni halu.

Masih di malam hari, kita duduk di minimarket dengan lingkungan yang seadanya. Aku mengerutkan kening, sedangkan kau terlihat aneh ketika menatapku. Aku memalingkan muka, sedangkan kau malah berkata, kenapa seperti itu?

Hmm. Perkataan semacam itu menjadikanku sulit untuk membalas. Aku menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan kau malah menghampiriku dengan tatapan yang terasa sangat serius.

Kita ini manusia-manusia yang penuh cinta! Tiba-tiba saja kau mengeluarkan suara semacam gitu. Apakah cinta itu menyulitkan? Tanyaku yang mungkin saja membuat kau tersentak kaget.

Kau pun malah terdiam lalu duduk lagi di sampingku ini, sedangkan kedua matamu seperti sedang mencari jawaban untuk pertanyaan itu.

Kita ini hanyalah seperti kupu-kupu kertas yang terbang lalu bisa hancur juga terkena air! Aku pun berkata semacam itu yang mungkin saja terasa bergetar dalam benakmu. 

Kemudian, aku pun benar-benar melihat wajah cantikmu sehingga kau tampak merah jambu. Hmm. Mungkin saja, momen semacam itu membuatmu salah tingkah.

Andaikan kau harus tahu! Sudah dari hari-hari kemarin, aku ingin merasakan momen seperti ini—berdua bersamamu dengan merasakan alunan asmara yang membakar hatiku. Bahkan, momen ini menjadi salah satu momen yang amat ingin aku lukiskan di kanvas kosong berbentuk kenangan!(*)


2024

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

Mengenal Tari Topeng Cirebon, Sejarah, Jenis, dan Filosofi yang Terkandung dari Keindahannya, Silakan Disimak!

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Mari Berkenalan dengan Gurita Teleskop, Penghuni Laut Dalam!

Kue Kontol Sapi, Makanan Unik Khas Cilegon

Batu Hitam yang Terluka